Duhai
kekasihku andai engkau tahu rasa apa yang ku rasakan begitu besar cintaku kepadamu, ibarat api tak prnah padam, ibarat
air tak akan berhinti mengalir, ibarat matahari tak akan berhenti menyinari
bumi. Begitulah syair dalam hati atas anugrah paerasaan cinta terhadap pasangan
nya.
Lalu
berdoa, ya Allah SWT karena engkaulah aku mencintainya. Engkau telah membukakan
hatiku untuk mencintainya, untuk menyayanginya, untuk menjaganya dan karena engkaulah
ya Allah SWT aku mencintainya dengan ihklas.
Ya Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, bukalah hati dia shalehahku untuk mencintaiku, berilah kesadaran dia dari apa yang ku usahakan, izinkanlah aku mencintai dia apapun yang menjadi kelebihan dan kekuranganya.
Mencintai dan di cintai adalah anugrah, tidaklah Allah SWT mengabarkan sebuah larangan kecuali tersimpan dibaliknya keburukan-keburukan yang dapat merendahkan manusia, menyusahkan manusia, merusak manusia, bahkan menghancurkan manusia dan lingkungannya. Dan tidaklah Allah SWT memerintahkan sesuatu kepada kita kecuali ianya untuk memuliakan manusia, memudahkan manusia, memperbaiki manusia, bahkan memberi manfaat yang sangat besar kepada manusia dan lingkungannya.
Perasaan
cinta, tidak ada yang berbeda antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak
beriman. Fitrah manusia untuk mencintai dan dicintai dikaruniakan Allah SWT
bagi setiap manusia. Fitrah manusia untuk saling merindui, berkasih sayang,
merasakan sentuhan. Tetapi penyikapan dan pemenuhan fitrah tadi, seharusnya
dalam koridor keimanan kita kepada Allah SWT. Kenapa ketika kita mengetahui
bahwa Islam memberi batasan-batasan yang ketat dalam kaitannya dengan cinta.
Apalagi sehubungan dengan hubungan antara lawan jenis pada masa pra-nikah ini.
Kita berusaha untuk memenuhinya, karena inilah bentuk cinta Allah SWT yang sangat
mengetahui tentang karakter ciptaan-Nya dari ciptaan-Nya itu sendiri.
0 komentar:
Post a Comment