Kebakaran hutan yang berdampak menjadi bau sangit (bau benda
terbakar) serta asap yang kini warnai udara beberapa kota
di Indonesia .
Kebakaran lahan gambut yang kadang terjadi di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatera mengakibatkan polusi udara dan mengurangi
jarak pandang karena tertutup asap. Keluhan asap dari sejumlah penduduk telah direspon
pemerintah untuk melakukan pemadaman. Dampak asap pun sampai ke negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia .
Meskipun belum maksimal, berbagai upaya seperti penyiraman oleh pemadam
kebakaran sampai membentuk hujan buatan terus dilakukan.
Asap yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut terdiri
dari polutan berupa partikel dan gas. Partikel itu adalah silika, oksida besi,
dan alumina, gas yang dihasilkannya adalah CO,CO2,SO2,NO2, aldehid,
hidrocarbon, dan fluorida. Polutan ini, berpotensi sebagai iritan dapat
menimbulkan fibrosis (kekakuan jaringan paru), pneumokoniosis, sesak napas,
elergi sampai menyebabkan penyakit kanker. Berdasarkan pedoman Depkes tentang
pengendalian pencemaran udara akibat kebakaran hutan terhadap kesehatan
ditetapkan katagori bahaya kebakaran hutan dan tindakan pengamanan berdasarkan
ISPU.
Penilaian katagori ISPU. ISPU <50 dikatagorikan baik tak
ada dampak kesehatan, ISPU 51-100 dinilai sedang, juga tak ada dampak
kesehatan, ISPU 101-199 sudah dikatagorikan tidak sehat. Dalam katagori ini
dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, bagi penderita penyakit
jantung gejalanya akan kian berat, pencegahannya gunakan masker aktivitas
diluar rumah. ISPU 200-299 sangat tidak sehat pada penderita ISPA, Pneumonia
dan penyakit jantung akan kian berat, aktivitas rumah hendaknya dibatasi perlu
persiapan ruang khusus. ISPU 300-399 dikatagorikan berbahaya bagi penderita
suatu penyakit gejalanya akan semakin serius, orang yang sehat saja akan merasa
mudah lelah.Pada katagori ini penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas
pencemaran udara, aktivitas kantor dan sekolah harus menggunakan AC atau air
purifier. Sementara katagori terakhir sangat berbahaya ISPU 400>, saat ini
berbahaya bagi semua orang, terutama balita, ibu hamil, orang tua, dan
penderita gangguan pernapasan. Saat seperti ini semua harus tinggal dirumah dan
tutup pintu serta jendela, segera lakukan evakuasi selektif bagi orang beresiko
seperti balita, ibu amil, orang tua, dan penderita gangguan pernapasan ke
tempat bebas pencemaran.
Dampak asap begitu luas, jangka pendek asap yang berupa
bahan iritan (partikel) akibat pembakaran lahan berdampak negatif terhadap
kesehatan. Pengaruhnya dalam jangka pendek itu adalah niengiritasi saluran
pernafasan dan dapat diikuti dengan infeksi saluran pernafasan sehingga timbul
gejala berupa rasa tidak enak di saluran pernafasan. Gejalanya seperti batuk,
sesak nafas (pneumonia) yang dapat berakhir dengan kematian, tambahnya. Selain
itu asap juga mengiritasi mata dan kulit, mengganggu pernafasan penderita
penyakit paru kronik seperti asma dan bronchitis alergika. Sedang gas CO pada
asap dapat juga menimbulkan sesak nafas, sakit kepala, lesu, dan tidak bergairah
serta ada perasaan mual. Dampak jangka panjang bahan-bahan mengiritasi saluran
pernafasan dapat menimbulkan bronchitis kronis, emfisema, asma, kanker paru,
serta pneumokoniosis.
Melihat dampak yang berbahaya demikian, maka wajar bila
masyarakat harus menghindari pembakaran lahan khususnya dimusim kemarau. Cara
pencegahan yang banyak digunakan adalah pemakaian masker karena relatif murah
dan dapat disebarluaskan tetapi efektivitasnya masih dipertanyakan. National
Institute of Occuposional Safety and Health (NIOSH) telah melakukan pengujian
di Amerika Serikat dan menetapkan beberapa jenis masker yang mampu menyaring
lebih dari 99% partikel silika berukuran 0,5 μm. Beberapa badan kesehatan lain
merekomendasikan masker yang baik yaitu mampu menyaring lebih dari 95% partikel
> 0,3 μm dan biasanya diberi kode R95, N95, atau P95. Masker ini harus
dipasang dengan cukup rapat sehingga udara tidak dapat masuk di selasela pinggiran
masker dan kulit wajah; hal yang tidak mudah dilakukan. Alat Bantu napas bisa
digunakan setelah penatalaksanaan lain yang lebih efektif, antara lain dengan
mengurangi pajalanan luar rumah, termasuk tinggal di dalam rumah, dan
mengurangi aktivitas, terutama pada seseorang yang sangat sensitif dengan asap.
0 komentar:
Post a Comment