Operator telekomunikasi Indonesia gencar menawarkan layanan jaringan nirkabel
LTE. Begitu juga degan produsen perangkat mobile
yang masuk menawarkan pariasi model
dan harga pendukung LTE. LTE disebut-sebut sebagai jaringan
nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim
sebagai jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
LTE meliputi data
berkecepatan tinggi, multimedia unicast dan servis penyiaraan multimedia.
Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa komunikas pada tahap yang lebih
tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan
mesin.
Long Term Evolution,
atau LTE, merupakan standar baru untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan
jaringan saat ini. LTE menggunakan radio yang berbeda, namun tetap menggunakan
dasar jaringan GSM / EDGE dan UMTS / HSPA. LTE sering disebut dengan istilah 4G
(generasi keempat), sebagai pembeda jaringan 3G.
Kecepatan maksimum LTE bisa
mencapai 299.6Mbps untuk mengunduh dan 75.4Mbps untuk mengunggah. Namun,
operator seluler yang telah menyediakan jaringan ini, masih membatasi kapasitas
dan kecepatan untuk pelanggannya. Pemerintahan di suatu negara juga punya cara
yang berbeda mengatur pengalokasian rentang pita frekuensi.
Selain itu, lanjut dia, LTE
juga mampu menjangkau pelanggan lebih luas hingga radius 5 km. LTE dipilih XL
karena bisa memanfaatkan existing teknologi yang sudah ada dan tidak perlu
membangun infrastruktur baru, baik radio hingga core network, seperti Wimax.
Jaringan arsitektur LTE sama
dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian
jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan
logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan
mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.
Network Architecture
Pada dasarnya LTE bisa
berjalan di seluruh frekuensi. Namun, penyelenggaraan jaringan LTE di setiap
negara, bisa jadi berada di spektrum frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan
oleh ketersediaan spektrum frekuensi yang diatur oleh pemerintah dan operator
seluler yang mendapatkan lisensi LTE.
Selain itu, beberapa
frekuensi juga telah digunakan untuk layanan lain. Di Indonesia misalnya,
frekuensi 700MHz digunakan untuk siaran TV analog, dan frekuensi 2.600MHz,
dipakai untuk layanan televisi satelit berlangganan.
Kalau di Asia frekuensi
1.800 MHz dan 2.600 MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk
penyelenggaraan LTE. Frekuensi ini digunakan oleh Singapura, Hong Kong, Korea
Selatan dan beberapa negara Eropa. Untuk Jepang dan Amerika Serikat, LTE
berjalan di frekuensi 700MHz atau 2.100MHz. Sekedar catatan, beberapa negara
juga menggunakan frekuensi 800MHz dan 850MHz untuk LTE.
Namun, seiring banyaknya
operator seluler yang menyediakan jaringan LTE, tak menutup kemungkinan para
produsen smartphone
dan tablet akan membekali cip radio universal untuk produknya agar mendukung
jaringan LTE di seluruh frekuensi.
0 komentar:
Post a Comment