Monday, August 8, 2011

AT&T Siap Bersaing Di Tanah Air

Industri telekomunikasi tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Indonesia sebagai negara berkembang menjadi salah satu pasar terbesar dalam industri telekomunikasi di kawasan asia pasifik. Membalikan peta industri telekomunikasi dimana telepon yang dulunya menjadi barang mewah, saat ini menjadi barang yang mudah didapatkan, baik dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta seluler.

Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, komunitas, jejaring sosial ataupun keperluan lainnya. Indonesia memiliki program universal service obligation (USO) sudah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, untuk terus memberikan pelayanan jasa telekomunikasi pada daerah-daerah yang terisolir.

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia menarik minat raksasa telekomunikasi asal Amerika Serikat AT&T untuk menancapkan pengaruhnya di tanah air, untuk berperan serta dan menjalani persaingan dengan penyedia jasa telekomunikasi yang sudah ada. Pada Rabu 8 Juni 2011, AT&T perusahaan telekomunikasi yang melayani kawasan Amerika Serikat (AS) dan beberpa negara, melalui perusahaan patungan PT AT&T Global Network Services Indonesia (AT&T), telah memperoleh izin Operasional Sistem Komunikasi Data (Siskomdat).

AT&T merupakan operator telekomunikasi asing pertama yang diberikan izin beroperasi di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan telah menjual layanan dalam kemitraan dengan penyedia lokal. Sebuah lisensi memungkinkan AT&T memberikan pelayanan langsung kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang dapat dorongan pendapatan dan margin, karena perusahaan tidak perlu berbagi pangsa pasar.

Dengan mengantongi lisensi baru, AT&T berencana menawarkan layanan telepon, internet dan jaringan untuk melakukan beberapa penguatan pada portofolio layananannya, termasuk managed LAN, managed IP services dan managed application services. Layanan sistem komunikasi data sendiri merupakan salah satu bagian dari jasa multimedia. Hanya saja, layanan ini kurang populer di masyarakat, karena target pasarnya lebih pada segmen korporat.

Lisensi menggaris bawahi pentingnya operasi di luar negeri sebagai pendorong pertumbuhan. Ini juga menggambarkan kecenderungan pelonggaran peraturan kontrol suatu negara atas bisnis. Akses yang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan telekomunikasi AS berarti suatu aksi ekspansif untuk unit bisnis, yang masih menghadapi stagnasi di pasar perumahan. Pengajuan izin AT&T ini dimungkinkan karena sesuai Peraturan Presiden nomor 36 tahun 2010 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI). Bahkan bidang Siskomdat dibuka untuk asing hingga 95%.

Roman Pacewicz, wakil presiden senior pemasaran dan strategi global untuk AT&T mengatakan, ada kecenderungan umum di kawasan, dimana negara-negara membuka diri, "Setiap pasar Asia adalah pasar yang perlu dicermati dan dievaluasi."

Asia-Pasifik adalah kawasan global kedua terbesar dengan tingkat pertumbuhan tahunan dua digit selama lima tahun terakhir. Bandingkan dengan pendapatan bisnis total AT&T yang justru turun 4,5% menjadi US$ 9,3 miliar pada kuartal dua ini.

Hal ini terjadi walaupun layanan yang lebih canggih, seperti protokol Internet, menunjukkan pertumbuhan. Perusahaan telah mendorong menggantikan warisan telepon lamanya dan pendapatan koneksi internet dengan layanan berbasis internet canggih.

AT&T tergiur oleh manisnya pundi-pundi pendapatan di kawasan ini. Setelah diizinkan beroperasi di India pada 2006 lalu, perusahaan mengalami lonjakan pendapatan 60% pada tahun berikutnya. Sejak itu, pendapatan di India terus berkembang dua digit, apalagi negara ini merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat. AT&T juga menerima lisensi untuk beroperasi di Malaysia tahun lalu.

Saat ini, AT&T memiliki sekitar 80 pelanggan multinasional di Indonesia. Tetapi proses penagihan dan layanan jual rumit karena pengaturan kemitraan. Pacewicz yakin lisensi memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan basis pelanggan di negara ini.

AT&T sebagai penyedia jasa telekomunikasi juga menperhatikan jaringan dalam kondisi darurat bila terjadi bencana yang mengakibatkan putusnya system jaringan telekomunikasi. Dengan diluncurkan Remote Mobility Zone diharapkan dapat membantu system jaringan telekomunikasi yang terputus, sehingga proses telekomunikasi dapat tetap hidup, apabila terjadi kerusakan infrastruktur BTS.

Indonesia merupakan daerah rawan bencana,  secara geografis berada pada tiga lempeng tektonik dunia, merupakan jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan.

Membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif Circum Pasifik amat terkenal, yang berpotensi terjadinya bencana alam  seperti gempa hebat atau tsunami.

Dalam kondisi setelah terjadinya bencana alam, kepanikan semakin menjadi karena biasanya jaringan telekomunikasi terputus akibat kerusakan inprastruktur BTS yang. Hadirnya BTS mini tujuannya tentu saja agar jaringan telekomunikasi kembali berfungsi dalam waktu cepat dibandingkan harus memperbaiki infrastruktur BTS yang rusak. Remote Mobility Zone merupakan BTS mini yang tentunya tidak sehebat BTS biasa karena yang satu ini hanya bisa menangani 14 sambungan di saat bersamaan serta bisa mengakses data dengan kecepatan yang tidak secepat BTS umumnya.

Masuknya AT&T di Indonesia berarti persaingan yang lebih ketat akan terjadi pada penyedia jasa telekomunikasi yang sudah ada, sehingga membuat para pesaingnya untuk memutar otak. Kita berharap persaingan yang terjadi  tetap sehat demi kemajuan indutri telekomunikasi di tanah air, tetap mengedepankan kebutuhan dan layanan yang baik pagi para pelanggan nya.

Sumber : inilah.com

Artikel Terkait



1 komentar:

RIAN said...

SELAMAT DATANG.. SELMAT BERSAING...